Blog  

FIQIH RINGKAS SEPUTAR PUASA ‘ĀSYŪRĀ’

YUK JANGAN LEWATKAN PUASA ASYURA!

🔹 Orang-orang Quraisy di masa Jahiliyyah dahulu mengagungkan 10 Muharram. Mereka berpuasa pada hari itu, dan Nabi ﷺ juga berpuasa sebelum diutus sebagai Rasul. Setelah beliau menjadi Nabi, beliau menetapkan puasa tersebut sebagai syariat dan mewajibkan manusia untuk berpuasa. Namun, setelah puasa Ramadhan diwajibkan, puasa ‘Āsyūrā’ tidak lagi wajib, melainkan disunnahkan.
📚 HR. Al-Bukhari no. 1893, Muslim no. 1125

🔹 Nabi ﷺ sangat menjaga puasa ‘Āsyūrā’ selain puasa Ramadhan.
Ibnu ‘Abbas radhiyallāhu ‘anhumā berkata:
“Aku tidak pernah melihat Nabi ﷺ begitu bersungguh-sungguh dalam berpuasa pada suatu hari yang beliau utamakan selain hari ini, yaitu hari ‘Āsyūrā (10 Muharram), dan bulan ini, yaitu bulan Ramadhan.”
📚 HR. Al-Bukhari no. 1867

PUASA TASŪ‘Ā DAN PENYELISIHAN TERHADAP YAHUDI

🔹 Yang lebih afdhal adalah berpuasa tidak hanya tanggal 10 Muharram, tetapi juga satu hari sebelumnya (9 Muharram), atau satu hari setelahnya (11 Muharram).

🔹 Saat Nabi ﷺ diberi tahu bahwa orang-orang Yahudi juga berpuasa pada 10 Muharram karena hari itu Allah menyelamatkan Nabi Musa dari Fir‘aun, beliau bersabda:
“Kami lebih berhak terhadap Musa daripada mereka.”
Lalu beliau berazam untuk berpuasa juga pada hari ke-9 Muharram sebagai bentuk penyelisihan terhadap Yahudi. Namun beliau wafat sebelum sempat melakukannya.
📚 HR. Muslim no. 1134

🔹 Ibnul Qayyim rahimahullāh menyebutkan tiga tingkatan puasa ‘Āsyūrā’:

  1. Tingkat paling afdhal: Puasa 3 hari (9, 10, dan 11 Muharram)
  2. Tingkat menengah: Puasa 2 hari (9 dan 10, atau 10 dan 11)
  3. Tingkat minimal: Puasa hanya pada tanggal 10 Muharram

KEUTAMAAN PUASA ‘ĀSYŪRĀ’

🔹 Dari Abu Qatadah radhiyallāhu ‘anhu:
“Rasulullah ﷺ ditanya tentang keutamaan puasa hari ‘Āsyūrā’, maka beliau menjawab:
‘Ia menghapus dosa-dosa setahun yang lalu.’”
📚 HR. Muslim no. 1162

🔹 Para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah dosa-dosa kecil.
Adapun dosa-dosa besar, maka tidak cukup dihapus oleh amalan-amalan shalih semata, melainkan harus disertai dengan taubat yang sebenar-benarnya, sesuai syarat-syaratnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *